Peduli dalam Isu Kesehatan, UMKU Ikuti Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Kudus
(Gambar 1 : Rapat Koordinasi Komisi Penaggulangan Aids dengan narasumber bapak Zainal Arifin)
Komisi Penganggulan Aids (KPA) Kabupaten Kudus mengadakan rapat koordinasi Komisi Penanggulangan Aids pada Rabu (9//10) di Gedung Pemerintah Daerah Kudus lantai 3. Rapat ini melibatkan perwakilan berbagai elemen dan lembaga-lembaga yang ada di Kudus, salah satunya adalah Universitas Muhammadiyah Kudus. Rapat yang dikemas layaknya penyuluhan, memberikan banyak informasi mengenai pencegahanan dan penanggulangan HIV/Aids. HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merusak kekebalan tubuh manusia. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari pasien HIV/AIDS, yaitu dari darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu (ASI). Dilansir dalam Tempo.co, berdasarkan data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah pengidap HIV tiap tahun justru bertambah, tahun 2015 sebanyak 30.935 kasus, 2016 tercatat 41.250 kasus, dan 2017 ada 48.300 kasus. Hal ini membuat Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Kudus tergerak untuk mengajak seluruh elemen masyarakat dan lembaga di Kabupaten Kudus untuk bersama-sama memahami isu tentang HIV/AIDS.
(Gambar 2: Lambang HIV/Aids )
Zainal Arifin selaku Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Jawa Tengah sekaligus sebagai narasumber pada rapat koordinasi KPA, menyampaikan bahwa “Penyakit apapun ada di RT-RT, maka dibutuhkan penguatan pelembagaan di desa, hal ini bisa dilakukan dengan adanya Perda (Peraturan Daerah) khusus penanggulangan HIV dan anggaran yang sampai pada tingkat basis”.
Ada setidaknya 8 upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids, yaitu pembentukan Perda Penanggulangan HIV dan Aids, Alokasi anggaran yang merata, layanan VCT/SCT, Komitmen Pemkab/Kota, mencegah dan menghilangnya Stigma dan diskriminasi, adanya kelompok dukungan sebaya, pemberdayaan remaja dan dibentuknya Warga Peduli Aids. Beberapa upaya yang dipaparkan KPA ini, seyogyanya bisa sama-sama dilakukan dengan sinergitas KPA, masyarakat dan Lembaga. Pembentukan Warga Peduli Aids juga diharapkan mampu mendobrak stigma buruk dalam masyarakat tentang ODHA (Orang dengan HIV-Aids).
Zainal Arifin juga menjelaskan bahwa peran perempuan juga sangat penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids, khususnya dalam mendidik dan mengarahkan buah hatinya untuk peduli dengan kesehatan tubuhnya.
Dengan diikutsertakannya Universitas Muhammadiyah Kudus dalam acara rapat koordinasi Komisi Penanggulangan Aids Kabupaten Kudus ini, memberi pencerahan kepada UMKU. Bahwa sebagai institusi yang berbasis pendidikan, UMKU juga memiliki andil dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS, hal ini diupayakan melalui culture dan pendidikan pada seluruh sivitas akademika dalam masalah kesehatan dan diharapkan bisa menumbuhkan rasa kemanusiaan dan kepeduliaan terhadap ODHA (Orang dengan HIV-AIDS). Seperti dipaparkan oleh Zainal Arifin, bahwa “Perlu adanya rasa toleran untuk para pasian dengan HIV/AIDS, dan mereka seharusnya tidak kita jauhi, namun perlu kita bantu”. Peserta dan Panitia dalam Kegiatan Rapat koordinasi ini berkomitmen untuk diadakannya follow up atau tindak lanjut, karena pencegahan dan penanggulangan HIV/Aids tidak berhenti hanya di forum, tapi juga perlu adanya tindakan nyata dari para peserta. (Naili)